News Update

705 Tahun Gowa: Meneguhkan Identitas Visual, Budaya, dan Peradaban Digital

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

OPINI

Dr. Sennahati, S.I.Kom., M.I.Kom

Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Syekh Yusuf Al Makassari Gowa

 

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Gowa yang ke-705, dari tahun 1320 hingga 2025, merupakan sebuah momentum historis yang mengundang kita untuk kembali meneguhkan pemahaman tentang jati diri daerah yang memiliki peranan besar dalam perjalanan peradaban di kawasan timur Nusantara. Lebih dari tujuh abad perjalanan sejarah menjadikan Gowa bukan hanya sebagai warisan kerajaan besar, tetapi sebagai ruang hidup yang terus bergerak, bertransformasi, dan membangun identitasnya di tengah perubahan zaman. Perayaan ini menjadi kesempatan bagi seluruh elemen masyarakat untuk menata cara pandang terhadap sejarah, budaya, dan arah pembangunan Gowa ke depan. Dengan mengusung tema “Gowa Bersama, Maju dan Sejahtera,” peringatan ini menegaskan bahwa kebersamaan, kolaborasi, dan sinergi adalah kunci dalam pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Dalam konteks perkembangan global saat ini, identitas visual menjadi unsur yang semakin strategis dalam memperkuat citra suatu daerah. Kabupaten Gowa memiliki kekayaan simbolik yang tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga sarat makna historis. Ragam hias tradisional, arsitektur rumah adat, warna-warna yang merepresentasikan nilai budaya, serta figur tokoh dan peristiwa penting yang menjadi penanda sejarah, semuanya merupakan elemen penting dalam membangun identitas visual yang kuat dan berkarakter. Desain komunikasi visual berperan sebagai medium yang menjembatani masa lalu dengan masa depan melalui bahasa visual yang dapat diterima oleh masyarakat lintas generasi. Keberadaan identitas visual yang kuat memungkinkan Gowa memperkuat citranya sebagai daerah yang memiliki akar historis yang kokoh sekaligus semangat inovasi yang tinggi. Pada momentum 705 tahun ini, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk menata ulang strategi komunikasi visual, memperkuat konsistensi visual dalam identitas publik, dan memastikan bahwa setiap elemen visual yang diproduksi mencerminkan karakter Gowa secara modern namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya.

Pembangunan identitas visual yang kuat tidak dapat dilepaskan dari berkembangnya ekosistem kreatif di Gowa. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan tinggi, terutama pada bidang desain dan komunikasi visual, semakin mengambil peran signifikan dalam memajukan potensi kreatif daerah. Keberadaan perguruan tinggi, komunitas kreatif, dan sektor industri membuka peluang besar bagi Gowa untuk tumbuh menjadi pusat industri kreatif baru di Sulawesi Selatan. Industri kreatif menjadi salah satu sektor yang terus berkembang dan mampu memberikan kontribusi ekonomi nyata bagi masyarakat. Melalui kolaborasi yang terarah antara pemerintah daerah, kampus, UMKM, serta pelaku kreatif, berbagai program dapat dirancang untuk memperkuat ekonomi masyarakat dan identitas daerah. Misalnya pengembangan visual branding desa wisata, digitalisasi motif budaya, produksi konten kreatif yang mengangkat kisah sejarah Gowa, serta inovasi desain pada produk-produk UMKM lokal. Semua ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memupuk rasa bangga terhadap identitas lokal. Pendidikan desain juga menjadi katalis yang dapat menumbuhkan generasi kreatif Gowa yang adaptif, kritis, dan mampu menghadapi persaingan global.

Sementara itu, kehadiran teknologi digital membawa peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan budaya daerah. Di satu sisi, digitalisasi memungkinkan penyebaran informasi, dokumentasi sejarah, dan pelestarian budaya dilakukan secara lebih luas dan cepat. Namun di sisi lain, derasnya arus teknologi juga dapat melemahkan ikatan generasi muda terhadap sejarah dan tradisi lokal. Peringatan Hari Jadi Gowa ke-705 menjadi pengingat akan pentingnya memperkuat literasi budaya sebagai fondasi pembangunan karakter masyarakat. Literasi budaya harus dipahami tidak sekadar sebagai pengetahuan tentang sejarah, tetapi sebagai proses internalisasi nilai, simbol, dan cerita yang membentuk jati diri daerah. Penguatan literasi budaya dapat dilakukan melalui pendekatan kreatif yang dekat dengan kehidupan generasi muda, seperti produksi film pendek yang mengangkat nilai-nilai lokal, animasi digital yang menggambarkan kisah sejarah, infografis yang memudahkan pemahaman tentang tokoh dan momentum penting, fotografi yang menyoroti keindahan budaya, hingga seni mural sebagai medium penyampai pesan visual di ruang publik. Platform digital juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan edukasi budaya melalui konten-konten kreatif yang mudah diakses dan disukai oleh masyarakat luas. Dengan cara ini, warisan budaya Gowa tidak hanya menjadi materi sejarah, tetapi menjadi narasi hidup yang terus dihidupkan dalam keseharian masyarakat.

Lebih jauh, tantangan besar yang dihadapi Gowa hari ini adalah bagaimana memastikan bahwa warisan sejarah yang kaya tidak hanya dipelihara sebagai simbol masa lalu, tetapi dihidupkan kembali secara relevan bagi masyarakat modern. Dalam konteks pembangunan daerah, nilai budaya harus dapat diterjemahkan menjadi kekuatan sosial, ekonomi, dan identitas kolektif yang memperkuat daya saing daerah. Di sinilah pentingnya sinergi antara budaya, pendidikan, teknologi, dan kreativitas. Gowa memiliki modal sosial dan historis yang luar biasa, dan dengan pendekatan yang tepat, modal tersebut dapat menjadi pendorong utama bagi kemajuan daerah. Identitas visual yang kuat dapat memperkuat citra daerah; pendidikan kreatif yang progresif dapat mencetak sumber daya manusia unggul; literasi budaya yang kokoh dapat menguatkan karakter masyarakat; dan teknologi dapat memperluas jangkauan pembangunan.

Dalam usia 705 tahun ini, Gowa berada pada fase penting untuk menentukan arah masa depannya. Peringatan ini bukan hanya sebuah selebrasi historis, tetapi sebuah ajakan untuk membangun komitmen baru dalam memajukan daerah melalui kolaborasi dan inovasi. Tema “Gowa Bersama, Maju dan Sejahtera” menjadi pengingat bahwa keberhasilan pembangunan tidak dapat dicapai hanya oleh satu pihak, tetapi melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, komunitas, dan masyarakat umum. Gowa membutuhkan langkah bersama untuk menjaga warisan budaya sambil membuka ruang inovasi seluas-luasnya. Masyarakat perlu terus diperkuat dengan kesadaran identitas, rasa bangga, dan pemahaman bahwa mereka adalah bagian dari perjalanan panjang peradaban Gowa.

Di tengah persaingan daerah dan transformasi digital global, Gowa memiliki peluang besar untuk tampil sebagai daerah yang unggul, kreatif, dan berkarakter. Dengan cara pandang yang visioner, pengelolaan identitas visual yang profesional, penguatan ekosistem kreatif, dan pelestarian budaya yang adaptif, Gowa dapat memperluas pengaruhnya hingga tingkat nasional. Perayaan 705 tahun ini menjadi tonggak untuk mempertegas kembali arah tersebut. Semoga Gowa terus menjadi tanah yang melahirkan kreativitas, kebudayaan, dan kemajuan, serta menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Selamat Hari Jadi Kabupaten Gowa ke-705. Semoga Gowa bersama seluruh masyarakatnya terus bergerak maju menuju kesejahteraan, kemajuan, dan kejayaan budaya.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
News Update Terkait

Cari Berita ?

Mau Lihat Arsip ?

Arsip Berita Kami