Jakarta, SeNNTV.id. Memasuki hari ke8 kejadian erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, sebanyak 42 sekolah dan sekitar 4600 siswa/I terdampak. Data Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana, Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah per 11 November 2024, sebanyak 244 ruang kelas terdampak, 11 Satuan Pendidikan dijadikan lokasi pengungsian di Kecamatan Titehena. Hal ini mengakibatkan 1.189 siswa dan 108 guru di sekolah tersebut terganggu layanan pendidikannya. Anak-anak yang tinggal di pengungsian melaksanakan kegiatan belajar di tenda-tenda yang disediakan.
“Dalam setiap kejadian bencana atau darurat, anak-anak selalu menjadi kelompok yang paling rentan dan terancam kehilangan hak-haknya termasuk hak pendidikan . Tim kami saat ini sedang berkoordinasi dengan mitra di Nusa Tenggara Timur, dan akan segera mengirimkan tim untuk respon pemenuhan hak pendidikan.” Jelas Fadli Usman, Direktur Humanitarian Save the Children Indonesia.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki belum berhenti. Kolom abu setinggi 9.000 meter (9 km) terjadi pada siang 12 November 2024. Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung diimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi. BNPB mengatakan jumlah pengungsi mencapai 11.533 orang termasuk anak-anak dan tersebar di delapan titik pengungsian.
Save the Children Indonesia bersama segenap mitra di Nusa Tenggara Timur sedang bersiap melakukan tanggap darurat bencana di Kecamatan Titehena, Flores Timur. Tanggap darurat akan difokuskan pada pemulihan di sektor pendidikan seperti memfasilitasi pendidikan dalam situasi darurat, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar di tempat belajar sementara, pembangunan kembali dua ruang kelas yang terdampak, melakukan kajian untuk membuka alternatif mata pencaharian dengan memanfaatkan batu pasir dari gunung lewotobi, serta distribusi 250 paket kebutuhan khusus untuk anak dan perempuan.