Jakarta, SeNNTV.id – Lebih dari dua tahun pandemi COVID-19 membatasi aktivitas masyarakat Indonesia, mulai dari sekolah yang harus dilakukan jarak jauh, bekerja dari rumah, hingga pelarangan pulang kampung atau mudik untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Menjelang perayaan Idulfitri, diprediksi 79,4 juta orang akan melakukan mudik, baik menggunakan transportasi darat, laut, atau udara. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 secara terus-menerus dan masif. Tahun ini, melihat angka konfirmasi kasus COVID-19 yang menurun, pemerintah kembali memperbolehkan masyarakat melakukan perjalanan mudik
Sebagai bagian dari mendukung kebijakan pemerintah, tahun ini, Save the Children bekerja sama dengan New Future Disaster Management Center (NFDMC) DKI Jakarta dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU) Jawa Barat, Polda DKI Jakarta & Jabar, Dishub DKI Jakarta melakukan kampanye “Mudik Aman dan Sehat” untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan memperkuat kesadaran masyarakat terkait kesehatan dan keamanan selama musim mudik. Save the Children memasang banner di titik-titik strategis di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta mendistribusikan hygiene kit dan kipas kepada masyarakat yang mudik menggunakan transportasi umum, seperti bus.
“Walaupun ada tren penurunan infeksi COVID-19 pasca varian omicron, kami merasa tetap perlu melakukan mitigasi risiko, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye Mudik Aman dan Sehat secara hybrid, daring dan luring. Mudik Aman dan Sehat bagi kami bukan sekadar kampanye atau jargon, melainkan upaya mencegah keluarga, terutama anak-anak, menjadi korban dari pandemi COVID-19,” jelas Selina Patta Sumbung, Ketua Yayasan Save the Children Indonesia.
Saat penyebaran COVID-19 varian delta tahun lalu, lanjut Selina, 1 dari 8 kasus COVID-19 adalah anak-anak. Di sisi lain, hampir 30.000 anak Indonesia kehilangan orang tua akibat pandemi COVID-19. “Save the Children tidak mau masa kelam itu terulang lagi untuk anak-anak. Setiap anak berhak hidup sehat, mendapatkan perlindungan dan rasa aman. Sebab itu, kami kembali terlibat dalam kampanye Mudik Aman dan Sehat dan mendorong masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkas Selina.
Kampanye publik “Mudik Aman” diprakarsai Save the Children melalui Program Sosialisasi & Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas (SELAMAT) jauh sebelum pandemi pada tahun 2018 dan menjadi kampanye tahunan. Saat itu, target audiens program SELAMAT spesifik untuk siswa sekolah. Kampanye “Mudik Aman” berhasil diikuti lebih dari 6.000 warga sekolah di DKI Jakarta.
Pada masa pandemi COVID-19, Save the Children melalui Program SELAMAT melakukan adaptasi dan inovasi kampanye. Save the Children secara aktif terlibat dalam mendukung program pemerintah, seperti pelarangan mudik sementara melalui kampanye “Stop Mudik!” pada tahun 2020 dan kampanye “Mudik Digital Sementara” pada tahun 2021. Dalam kampanye tersebut, Save the Children berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, baik secara daring maupun luring.“Save the Children secara konsisten melakukan kampanye mudik, bermitra dan berkolaborasi dengan multipihak secara efektif sehingga melahirkan kampanye yang masif. Kami berharap, usaha kolektif dalam kampanye “Mudik Aman dan Sehat” ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat, tetapi juga membentuk norma dan perilaku sosial untuk mencapai perubahan positif seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, menjauhi kerumunan, dan lain sebagainya, demi mencegah penyebaran COVID-19,” tegas Selina.