SeNNTV.id – Tim riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin (15/7/2024) melakukan penelitian di kecamatan Bentian Besar, kabupaten Kutai Barat, terkait pendokumentasian bahasa Dayak Bentian. Koordinator Tim peneliti BRIN, Andi Indah Yulianti menyatakan, riset ini merupakan tindak lanjut dari riset pendokumentasian bahasa Dayak Bentian yang telah dilakukan pada tahun 2023, yakni pendokumentasian Bahasa Dayak Bentian dalam tataran tata bahasa. Upaya dokumentasi sebagai wujud pelindungan terhadap bahasa Dayak Bentian perlu dilakukan guna menghindarkan bahasa ini mengalami kepunahan.
Selain itu menurut Andi Indah Yulianti, tim akan mengkaji bagaimana sistem ortografi atau sistem penulisan dalam bahasa Dayak Bentian. Sistem ortografi menjadi penting pada sebuah bahasa ketika bahasa tersebut hendak didokumentasikan. Berdasarkan temuan pada riset sebelumnya, terdapat bunyi dan fonem unik dalam bahasa Dayak Bentian yang perlu diverifikasi dan ditentukan agar dapat disusun sistem ortografinya. Penyusunan sistem ortografi bahasa Dayak Bentian merupakan usaha pendokumentasian bahasa untuk kepentingan pengembangan dan pelindungan bahasa daerah dan penguatan identitas masyarakat lokal. “Tujuan riset ini adalah menentukan pola penyusunan ortografi bahasa Dayak Bentian berdasarkan kesepakatan bersama antara penutur bahasa, pemangku kebijakan, dan akademisi.” paparnya.
Tim peneliti BRIN akan menetapkan sistem ortografi bahasa Dayak Bentian yang mengacu pada penggunaan simbol yang sesuai dengan bahasa nasional. Penyusunan sistem ortografi ini tidak lepas dari rujukan-rujukan akademis yang sudah ada, yakni hasil-hasil penelitian tentang fonologi, morfologi, dan sintaksis, sehingga gabungan dari ketiga aspek linguistik tersebut mempermudah penyusunan pola sistem ortografi bahasa Dayak Bentian. Pendekatan Community-based orthography digunakan karena melibatkan penutur asli dalam pengambilan keputusan tentang bagaimana bahasa tersebut seharusnya ditulis sehingga masyarakat memiliki rasa terlibat dalam menciptakan ortografinya.
Tim diterima oleh Camat Bentian Besar, Rudi Hartono, S.E., M. Si. di kantor kecamatan Bentian Besar. Di tempat yang sama, Camat Bentian Besar, Rudi Hartono, S.E., M. Si. berharap penelitian yang dilakukakan oleh tim BRIN ini akan bermanfaat serta berkontribusi terhadap pelestarian bahasa daerah guna menunjang muatan lokal di sekolah-sekolah. “Kita berharap apa yang dilakukan oleh teman teman BRIN akan memberikan arah dalam hal pelestarian bahasa Dayak Bentian,” harapnya.
Untuk lebih memantapkan pendokumentasian bahasa-bahasa yang ada di kabupaten Kutai Barat, Tim riset BRIN juga beraudiensi dengan Bupati Kutai Barat, FX. Yapan. Beliau mengapresiasi usaha tim riset BRIN. Oleh karena itu, tim riset dan pemda Kutai Barat membuka peluang kerja sama riset dalam bentuk penyusunan kamus digital bahasa-bahasa daerah di Kutai Barat. “Kita berharap kerja sama ini akan memberi ruang kedua belah pihak saling mendukung dalam upayanya melestarikan bahasa-bahasa daerah, pendidikan, dan juga penelitian,” ujar Bupati.